Rusia Telah Berikan Bukti Rencana Serangan Senjata Kimia Palsu Ke PBB

Rusia Telah Berikan Bukti Rencana Serangan Senjata Kimia Palsu Ke PBB
Rusia Telah Berikan Bukti Rencana Serangan Senjata Kimia Palsu Ke PBB. Tidak diragukan lagi bahwa gerilyawan merencanakan operasi serangan senjata kimia palsu di provinsi Idlib, Suriah. Hal itu dikatakan oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov.

Lavrov pun mengatakan bahwa Moskow sudah memberikan bukti dari rencana tersebut ke PBB dan OPCW. “Kami telah menyajikan fakta-fakta konkret yang diperoleh dari berbagai sumber baik ke PBB dan ke Den Haag, di mana markas besar OPCW (Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia) berada,” kata Lavrov seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (1/9/2018).

Ia pun mengungkapkan risiko serangan palsu tersebut melibatkan penggunaan senjata kimia di Suriah. Ia pun menegaskan jika fakta-fakta yang disajikan kongruen.

Lavrov mengatakan bahwa tidak ada keraguan bahwa provokasi semacam itu sedang dipersiapkan. Dia kemudian menjelaskan bahwa kelompok-kelompok teroris bercokol di provinsi barat laut Suriah, termasuk Front al-Nusra Front sekarang dikenal sebagai Tahrir al-Sham, mencoba untuk menggagalkan pemisahan teroris dari kelompok bersenjata lainnya dengan segala cara.

Pria berkacamata itu juga mengatakan bahwa Rusia akan terus mendukung Damaskus dalam perjuangannya melawan teroris dan terbuka tentang tindakannya.

“Kami tidak memiliki rencana untuk menyembunyikan apa yang kami lakukan untuk mendukung pemerintah Suriah, yang membebaskan tanahnya dari teroris untuk (memungkinkan) warga Suriah untuk kembali ke kehidupan normal secepat mungkin,” kata Lavrov kepada wartawan selama konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Eritrea Osman Saleh Mohammed di Sochi.

Sebelumnya, perwakilan Rusia untuk OPCW, Aleksandr Shulgin, mengatakan bahwa Moskow telah menyerahkan bukti serangan palsu yang direncanakan kepada Direktur Jenderal OPCW Fernando Arias.

“Pemerintah Suriah juga mengirimkan datanya sendiri ke OPCW,” ia menambahkan, sambil memperingatkan bahwa serangan itu dapat dipentaskan setiap saat.

Moskow sebelumnya menuduh Washington membantu militan dengan rencana serangan palsu dengan maksud menyalahkan pemerintah Suriah atas serangan itu, dengan demikian membenarkan serangan udara baru terhadap Suriah.

Adapun serangan udara yang direncanakan diduga jauh lebih besar dalam skala daripada yang dilakukan oleh AS, Inggris dan Prancis pada bulan April lalu.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia telah mengatakan bahwa bahan kimia yang diperlukan untuk serangan palsu telah dikirim ke daerah tersebut, mengutip sumber di lapangan. Mereka menuduh kelompok White Helmets membantu para teroris dalam pengirimannya.

Comments

Popular posts from this blog

Melalui Ajang Seni, Ciptakan Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

Mendikbud: Keteladanan Sangat Penting Dalam Proses Pembelajaran, Tidak Boleh Hilang

Trump Akan Bersabar Hadapi Sikap Kim Jong-un Terkait Denuklirisasi